Sabtu, 13 November 2010

Mempersiapkan Rumah Menghadapi Musim Hujan

Seringkali kita direpotkan dengan masalah-masalah yang timbul saat musim hujan tiba. Tidak hanya masalah kesehatan yang rentan penyakit seperti  flu, batuk pilek, demam berdarah, diare, dll, namun juga dampak hujan terhadap rumah. Untuk itu, ketika kita mulai membangun sebuah rumah, konsep rumah yang dirancang harus memikirkan solusi ketika musim hujan tiba. Berikut ini tips mempersiapkan rumah menghadapi musim hujan sehingga saat musim hujan tiba tidak perlu kerepotan lagi.
ATAP
Masalah kebocoran pada atap adalah hal yang paling sering dijumpai pada rumah-rumah pada musim hujan. Untuk itu tidak ada salahnya jika rutin 3 bulan sekali melakukan pemeriksaan pada atap rumah, apakah ada retak-retak, perlukah genteng yang lama diganti, atau adakah kayu pada atap yang mulai lapuk. Perhatikan juga daerah bubungan atap karena plester semen pada bagian tersebut mudah bocor.
Jika terdapat retak rambut pada atap, berikan kawat kasa dan lapisi dengan waterproof. Untuk retak besar, perlu dibobok dan diplester kembali.
Sangat disarankan untuk menggunakan  alumunium foil (1- 2 mili) sebagai pelapis antara plafon dan genteng. Aluminium foil tersebut berfungsi untuk mengurangi penyerapan panas, menghindari tampias jika ada ketidaksempurnaan dalam pemasangan genteng, sehingga air yang masuk dari genteng akan turun ke plank dan tak masuk ke dalam rumah.
Plafon yang dibiarkan lembab gara-gara rembesan air, lama-lama bisa lapuk dan rubuh. Selain merusak estetika dan membahayakan,  biaya perbaikannya pun jadi lebih mahal.
Untuk atap asbes, pemasangan paku baut harus dilapisi karet, lalu dipelingkut di area pakunya baru kemudian di bor agar saat hujan air tidak merembes melalui celah lubah paku.
DINDING
Saat musim hujan, biasanya dinding rumah  menjadi lembab dan terdapat rembesan dari atap rumah. Namun jika atap rumah sudah terlebih dahulu diperbaiki dan diberi waterproof, maka kemungkinan besar rembesan air hujan tidak akan masuk.

Untuk dinding outdoor, sebaiknya gunakan pelapisan weathershield sebagai pelindung terhadap jamur agar dinding tak bernoda hitam. Namun jika terlanjur berjamur, dinding perlu dikerok dahulu, kemudian dicat kembali dan diberi waterproof.
Dinding yang retak juga harus dibobok, kemudian diplester ulang dan lapisi dengan waterproof.
Dinding luar yang menggunakan batu alam perlu perhatian ekstra karena mempunyai resiko berlumut dan berjamur lebih tinggi dibandingkan dengan dinding yang dicat.  Untuk itu lapisi batu alam dengan vernis dan precoat setiap 6 bulan sekali agar kondisinya selalu terjaga. Jika berlumut atau berjamur, terpaksa harus di kikis dengan gerinda dan dapat merusak tektur batu.
Jika ada parapet di dinding, berikan kemiringan pada parapet agar air hujan tidak mengikis parapet secara langsung.

2 komentar:

  1. Musim hujan banyak yang bocor genteng diRumah ,oh ya gan mohon sarannya dong bagaimana mengatasi tembok yang lembab...

    BalasHapus